Mantan Pemain Nasional Turun Gunung ke Porprov Tenis Meja, Apa Motifnya?

8 Agustus 2023

KUDUS - Usia dan kesibukan tak menghalangi para mantan pemain nasional 'turun gunung' ke arena Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XVI Jateng cabang tenis meja di Sukun Sport Center, Kudus.
Seperti Ceria Nila Sari, atlet putri  Kota Semarang dan Doni Prasetya Aji dari Kabupaten Kudus yang masih mau berkeringat berjuang membela daerah pada usianya yang tak lagi muda. 
Mbak Sari, demikian sapaan akrabnya adalah ASN di Bapenda Jateng dan ibu rumah tangga yang menyita perhatian di arena Porprov karena mampu menandingi lawan-lawannya meskipun umurnya sudah kepala empat.
Di Porprov, Sari bahkan mampu menjadi penentu kemenangan tim beregu Kota Semarang setelah dalam dua penampilannya di laga final bisa mengatasi dua pemain kunci Kabupaten Kudus yaitu Putri Deni dan Zidna Kautsar. Dia juga menyumbangkan perak di ganda campuran.
Pada eranya, Sari adalah petenis meja andal yang beberapa kali tampil di SEA Games di rentang waktu 1999-2009. Ini kali ketiga dia tampil di Porprov.
Apa sebenarnya latar belakang Sari tetap ingin tampil di Porprov? 
Dia menjelaskan, kehadirannya di tim Kota Semarang memang untuk mendampingi dan menemani adik-adiknya. Dia mengatakan, sesungguhnya tak mudah menjadi atlet, karena tak cukup menguasai teknik tapi juga mental.
''Saya ingin support ke mereka agar tetap punya mental. Seperti saat di final, saya juga ngasih semangat ke Anggi (Anggawani Cahyaning) sebagai pemain pertama. Saya bilang, sebagai starting kamu udah berusaha maksimal,kalau kamu kalah nggak usah khawatir karena masih ada partai terakhir. Saya siap di situ untuk kalian,'' katanya, usai ditemui di Sukun Sport Center, Kudus, Senin 7 Agustus 2023,
Dedikasi
Di bagian lain, Doni yang memperkuat Indonesia di Asian Games 2018 mengaku tetap bangga masih bisa tampil di Porprov. Pelatih PTM Sukun itu mengatakan, masih tampil di Porprov karena memang dorongan ini menjaga panji daerah dan citra klub yang selama ini memberikan kesempatan kepadanya dalam berkarier.
''Saya kerja di sini, menciptakan keluarga bersama sesama pelatih dan para atlet binaan. Ketika penyelenggaraan Porprov di Sukun, saya ingin memberikan dedikasi yang bisa saya sumbangkan,'' katanya.
Sementara itu, Bidang Pembinaan Prestasi PTMSI Jateng Edi Pramudjie menyatakan kehadiran para pemain senior banyak memberikan justru memberikan manfaat bagi para pemain muda.
Katanya, jika mereka mampu mengalahkan, bisa memacu semangat bertanding. Sebaliknya, kalau kalah, paling tidak mereka bisa belajar bagaimana seharusnya cara bermain yang bagus. Bagi pemain muda, bisa melawan pemain berkaliber internasional adalah sesuatu banget.
''Secara regulasi pun dibenarkan, pemain kawakan masih bisa tampil di even resmi. Rakernas di Manado tahun 2022 yang mensyaratkan peserta PON harus di bawah 25 tahun, tapi perkembangan terakhir bisa menambah satu pemain di atas 25 tahun,'' tandas mantan pelatih Jateng itu. (Aji)